6 Manfaat Membaca Bagi Bayi
Membacakan buku pada bayi adalah langkah pertama mengenalkannya pada buku untuk membangun kecintaan membaca kelak. Membaca buku pun memiliki banyak manfaat untuk perkembangan bayi Anda.
Membaca tidak hanya sebagai pengisi aktivitas dengan bayi. Berikut beberapa manfaat membaca yang perlu Anda ketahui, dan menjadikannya alasan mengapa Anda perlu memperkenalkan buku pada bayi sedini mungkin.
• Untuk perkembangan bahasa. Saat Anda membacakan buku pada bayi, dia belajar suara dasar, pola dan ritme suara untuk berbicara, perbendaharaan kata, arti kata dan konteks penggunaannya.
• Melatih memusatkan perhatian khususnya mendengar dan mengingat. Dengan menggunakan macam-macam suara untuk berbagai karakter, Anda membantu bayi belajar aturan dasar komunikasi percakapan, yaitu, bila ada orang berbicara, orang lain mendengarkan. Begitu sebaliknya.
• Perkembangan informasi. Meski awalnya bayi belum bisa mengikuti cerita atau dialog, secara bertahap bayi akan belajar menghubungkan antara gambar, peristiwa, tindakan dan obyek dengan kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikannya. Bayi juga akan belajar obyek, warna, angka, bentuk dan penjelasan yang membantunya memetakan lingkungan, misalnya, bagaimana cara menggunakan obyek tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
• Perkembangan sosial. Kebersamaan yang tercipta saat Anda membacakan cerita pada bayi memberinya rasa aman, dicintai dan diperhatikan. Selain itu, ekspresi dan intonasi suara Anda mengajarkannya rupa-rupa emosi manusia.
• Perkembangan kognitif yang membuat bayi memahami lingkungan dan perannya dalam lingkungan itu.
• Membiasakan bayi pada buku sehingga kelak mencintai aktivitas membaca.
Jika Anak diasuh Orang tua/Mertua Anda
Ketika Anda dan pasangan bekerja, salah satu tenaga yang bisa membantu menjaga bayi/balita Anda adalah orang tua atau mertua Anda. Ada keuntungannya, ada tantangannya, dan temukan solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Keuntungan :
• Lebih peka terhadap kebutuhan anak, mengingat pengalamannya mengasuh Anda dulu.
• Anak diasuh penuh kasih sayang oleh kakek-neneknya.
• Anda tak perlu keluar biaya, gratis.
Tantangan :
• Ada aturan-aturan dari orang tua atau mertua yang turun temurun dalam membesarkan anak, yang kemungkinan bertentangan dengan aturan Anda.
• Bayi/balita Anda kemungkinan dimanja oleh kakek atau neneknya.
• Sungkan menegur orang tua atau mertua.
Solusi :
• Komunikasikan terlebih dahulu dengan orang tua atau mertua mengenai pola asuh yang Anda dan pasangan inginkan, agar mereka memahami.
• Tunjukkan perhatian dengan memberi hadiah untuk orang tua atau mertua sebagai ungkapan terima kasih Anda karena mereka membantu mengasuh dan merawat anak Anda dengan baik.
Tentunya bayi/balita Anda lebih terjamin jika orang tua/mertua Anda yang mengasuhnya. Dan dengan komunikasi yang baik, maka semua pihak pun akan merasa senang.
Kakek-Nenek Ikut Mengasuh
Konflik pola asuh yang seringkali terjadi antara orangtua muda dengan kakek-nenek bisa dicegah melalui kompromi dalam suasana komunikasi yang efektif.
Dalam keluarga di Indonesia, figur kakek dan nenek punya ’tempat’ khusus. Itu sebabnya para orangtua muda merasa aman mempercayakan perawatan dan pengasuhan anak di tangan mereka. Tapi, ada sesuatu yang tersembunyi dan bisa muncul menjadi masalah antara kakek-nenek di satu pihak dan orangtua di sisi lain.
1. Membuat aturan sendiri. Meski sudah dewasa dan berkeluarga, di mata kakek dan nenek, umumnya anak tetap dianggap anak. Keluarga muda ini dipandang belum berpengalaman merawat dan mengasuh anak. Akibatnya orangtua kerap kali tidak bertanya lebih dulu apa saja aturan yang dibuat oleh putra-putri mereka terhadap cucu-cucu yang masih kecil itu. Kakek dan nenek lalu membuat aturan sendiri. Atau, ada juga yang menanyakan aturan yang dibuat oleh anak, namun tidak diterapkan pada sang cucu karena dirasa terlalu rumit dan sulit. Inisiatif membuat aturan sendiri inilah yang rentan memercikkan api konflik antara kakek-nenek dengan anak.
2. Konflik nilai. Setiap generasi punya pandangan dan cara pengasuhan yang berbeda. Perbedaan nilai-nilai yang diyakini, menjadi latar belakang timbilnya konflik. Anda yakin dan ingin disiplin dimulai sejak dini. Bagi nenek, disiplin bisa diajarkan kelak bila anak sudah betul-betul paham. Bagi Anda, makan sambil nonton TV itu tidak mengajarkan disiplin. Sedangkan bagi nenek dan kakek, yang penting cucu makan dengan gembira dan kenyang. Soal disiplin untuk tertib makan di meja makan bisa diajarkan kelak, karena kesadaran itu akan tumbuh dengan sendirinya.
3. Toleransi tanpa batas. Di mata sebagian kakek-nenek, mengasuh cucu merupakan kesempatan menebus kesalahan yang dulu pernah mereka lakukan selama mengasuh putra putri mereka. Ada juga perasaan lebih bebas dalam mengasuh cucu-cucunya, karena tak lagi dibebani tanggung jawab. Sehingga mereka lebih permisif dan memanjakan para cucu yang lucu-lucu dan pintar itu
Konflik bisa dicegah jangan sampai merebak lewat kompromi dalam suasana komunikasi yang efektif.
• Santun membicarakan secara terbuka, harapan Anda terhadap kakek-nenek dalam merawat dan menerapkan pola asuh. Jelaskan Anda dan pasangan sudah sepakat tentang cara pengasuhan anak.
• Hargai pendapat kakek nenek bila ia punya cara pandang yang berbeda dengan Anda. Tapi tegaskan, bahwa Anda punya tujuan mulia dari cara Anda mengasuh anak.
• Ajak kakek-nenek untuk menambah pengetahuan tentang cara mengasuh anak, misalnya dengan mengajaknya mengikuti seminar perawatan dan pengasuhan anak, atau membaca majalah dan buku-buku serupa.
• Ajak kakek dan nenek berbagi peran dalam merawat dan mengasuh anak. Misalnya Anda yang membuat aturan dalam merawat dan mendisiplin balita, sedangkan kakek dan nenek ikut mengawasi penerapannya.
• Jelaskan pada orangtua bahwa perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada anak. Penerapan disiplin akan sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
• Jalin keakraban dengan kakek dan nenek agar tidak terjadi perselisihan. Misalnya dengan mengajaknya makan di luar atau rekreasi.
• Hindari perselisihan secara terbuka di depan anak.
• Melatih memusatkan perhatian khususnya mendengar dan mengingat. Dengan menggunakan macam-macam suara untuk berbagai karakter, Anda membantu bayi belajar aturan dasar komunikasi percakapan, yaitu, bila ada orang berbicara, orang lain mendengarkan. Begitu sebaliknya.
• Perkembangan informasi. Meski awalnya bayi belum bisa mengikuti cerita atau dialog, secara bertahap bayi akan belajar menghubungkan antara gambar, peristiwa, tindakan dan obyek dengan kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikannya. Bayi juga akan belajar obyek, warna, angka, bentuk dan penjelasan yang membantunya memetakan lingkungan, misalnya, bagaimana cara menggunakan obyek tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
• Perkembangan sosial. Kebersamaan yang tercipta saat Anda membacakan cerita pada bayi memberinya rasa aman, dicintai dan diperhatikan. Selain itu, ekspresi dan intonasi suara Anda mengajarkannya rupa-rupa emosi manusia.
• Perkembangan kognitif yang membuat bayi memahami lingkungan dan perannya dalam lingkungan itu.
• Membiasakan bayi pada buku sehingga kelak mencintai aktivitas membaca.
Jika Anak diasuh Orang tua/Mertua Anda
Ketika Anda dan pasangan bekerja, salah satu tenaga yang bisa membantu menjaga bayi/balita Anda adalah orang tua atau mertua Anda. Ada keuntungannya, ada tantangannya, dan temukan solusi yang terbaik untuk semua pihak.
Keuntungan :
• Lebih peka terhadap kebutuhan anak, mengingat pengalamannya mengasuh Anda dulu.
• Anak diasuh penuh kasih sayang oleh kakek-neneknya.
• Anda tak perlu keluar biaya, gratis.
Tantangan :
• Ada aturan-aturan dari orang tua atau mertua yang turun temurun dalam membesarkan anak, yang kemungkinan bertentangan dengan aturan Anda.
• Bayi/balita Anda kemungkinan dimanja oleh kakek atau neneknya.
• Sungkan menegur orang tua atau mertua.
Solusi :
• Komunikasikan terlebih dahulu dengan orang tua atau mertua mengenai pola asuh yang Anda dan pasangan inginkan, agar mereka memahami.
• Tunjukkan perhatian dengan memberi hadiah untuk orang tua atau mertua sebagai ungkapan terima kasih Anda karena mereka membantu mengasuh dan merawat anak Anda dengan baik.
Tentunya bayi/balita Anda lebih terjamin jika orang tua/mertua Anda yang mengasuhnya. Dan dengan komunikasi yang baik, maka semua pihak pun akan merasa senang.
Kakek-Nenek Ikut Mengasuh
Konflik pola asuh yang seringkali terjadi antara orangtua muda dengan kakek-nenek bisa dicegah melalui kompromi dalam suasana komunikasi yang efektif.
Dalam keluarga di Indonesia, figur kakek dan nenek punya ’tempat’ khusus. Itu sebabnya para orangtua muda merasa aman mempercayakan perawatan dan pengasuhan anak di tangan mereka. Tapi, ada sesuatu yang tersembunyi dan bisa muncul menjadi masalah antara kakek-nenek di satu pihak dan orangtua di sisi lain.
1. Membuat aturan sendiri. Meski sudah dewasa dan berkeluarga, di mata kakek dan nenek, umumnya anak tetap dianggap anak. Keluarga muda ini dipandang belum berpengalaman merawat dan mengasuh anak. Akibatnya orangtua kerap kali tidak bertanya lebih dulu apa saja aturan yang dibuat oleh putra-putri mereka terhadap cucu-cucu yang masih kecil itu. Kakek dan nenek lalu membuat aturan sendiri. Atau, ada juga yang menanyakan aturan yang dibuat oleh anak, namun tidak diterapkan pada sang cucu karena dirasa terlalu rumit dan sulit. Inisiatif membuat aturan sendiri inilah yang rentan memercikkan api konflik antara kakek-nenek dengan anak.
2. Konflik nilai. Setiap generasi punya pandangan dan cara pengasuhan yang berbeda. Perbedaan nilai-nilai yang diyakini, menjadi latar belakang timbilnya konflik. Anda yakin dan ingin disiplin dimulai sejak dini. Bagi nenek, disiplin bisa diajarkan kelak bila anak sudah betul-betul paham. Bagi Anda, makan sambil nonton TV itu tidak mengajarkan disiplin. Sedangkan bagi nenek dan kakek, yang penting cucu makan dengan gembira dan kenyang. Soal disiplin untuk tertib makan di meja makan bisa diajarkan kelak, karena kesadaran itu akan tumbuh dengan sendirinya.
3. Toleransi tanpa batas. Di mata sebagian kakek-nenek, mengasuh cucu merupakan kesempatan menebus kesalahan yang dulu pernah mereka lakukan selama mengasuh putra putri mereka. Ada juga perasaan lebih bebas dalam mengasuh cucu-cucunya, karena tak lagi dibebani tanggung jawab. Sehingga mereka lebih permisif dan memanjakan para cucu yang lucu-lucu dan pintar itu
Konflik bisa dicegah jangan sampai merebak lewat kompromi dalam suasana komunikasi yang efektif.
• Santun membicarakan secara terbuka, harapan Anda terhadap kakek-nenek dalam merawat dan menerapkan pola asuh. Jelaskan Anda dan pasangan sudah sepakat tentang cara pengasuhan anak.
• Hargai pendapat kakek nenek bila ia punya cara pandang yang berbeda dengan Anda. Tapi tegaskan, bahwa Anda punya tujuan mulia dari cara Anda mengasuh anak.
• Ajak kakek-nenek untuk menambah pengetahuan tentang cara mengasuh anak, misalnya dengan mengajaknya mengikuti seminar perawatan dan pengasuhan anak, atau membaca majalah dan buku-buku serupa.
• Ajak kakek dan nenek berbagi peran dalam merawat dan mengasuh anak. Misalnya Anda yang membuat aturan dalam merawat dan mendisiplin balita, sedangkan kakek dan nenek ikut mengawasi penerapannya.
• Jelaskan pada orangtua bahwa perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada anak. Penerapan disiplin akan sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
• Jalin keakraban dengan kakek dan nenek agar tidak terjadi perselisihan. Misalnya dengan mengajaknya makan di luar atau rekreasi.
• Hindari perselisihan secara terbuka di depan anak.
0 komentar :
Post a Comment