Saturday, April 2, 2011

TES RORSCHACH

Latar Belakang Teknik Rorschach
• Pertama kali teknik ini dipublikasikan resmi tahun 1921 oleh Hermann Rorschach (psikiater Swiss) dalam monografnya Psychodiagnostik.
• Dalam monografnya ini ia mengemukakan bercak tinta yang terpilih, temuan diagnostiknya, dan landasan teori dari temuannya.
• Cara membuat bercak tinta tersebut:

Tinta ditumpahkan di sehelai kertas, lalu kertas dilipat, tinta kemudian menyebar di kertas. Tidak semua figur dapat digunakan, hanya yang memenuhi kondisi tertentu yang dapat dipakai. Pertama, bentuknya harus relatif simpel, yang kompleks malah menyulitkan komputasi faktor-faktornya. Selanjutnya, bercak tersebut tidak boleh sugestif. Setiap figur yang memenuhi persyaratan, harus diujicobakan sebelum digunakan sebagai alat tes.
Standarisasi Alat Tes
• Alat tes ini distandardisasi dengan populasi pasien RS tempat Hermann menjabat sebagai kepala psikiater, ini merupakan hasil kerja 10 tahun riset dan eksplorasi.
• Terpilihlah 10 kartu dari ribuan bercak percobaan.
Perkembangan riset sebelumnya
• Telah banyak peneliti sebelumnya yang tertarik melakukan investigasi tentang bercak tinta. Tes Rorscach merupakan titik puncak dari 20 tahun eksperimen dengan bercak tinta di Eropa dan Amerika.
• Justinus Kerner bekerja di labor Tübingen Jerman. Dia secara tidak sengaja menyadari banyak hal yang bisa dilihat pada bercak tinta. Ia tidak menyadari adanya kemungkinan hubungan persepsi bercak ini dengan diagnosa kepribadian.
• 1895 Alfred Binet mengemukakan adanya kemungkinan bercak tinta dapat digunakan untuk menginvestigasi imajinasi visual dalam studi trait kepribadian.
• Setahun kemudian Dearborn mempublikasikan artikel tentang bagaimana membuat tinta hitam putih dan berwarna dan menggunakan tinta dalam psikologi eksperimental.
• Tahun 1910 Whipple yang pertama kali menstandardisasi tes bercak tinta.
• Dekade berikutnya FC Bartlett menggunakan bercak tinta sebagai alat tes persepsi dan imajinasi, dan disimpulkannya bahwa tinta dapat mengungkap minat dan mungkin pekerjaan responden.
• 1917 Cicely Parsons berhasil menemukan bahwa perbedaan respon terhadap bercak tinta dimungkinkan oleh adanya perbedaan individual.
Perkembangan instrumen
• Publikasi Ro pertama kali tahun 1921, dan tahun 1922 Ro meninggal (lahir 1884).
• Tahun 1924 publikasi pertama metode Ro muncul di Inggris yang merupakan terjemah dari paper yang ditulis oleh Ro dan co-workernya Oberholzer.
• David Levy yang ditraining oleh Oberholzer mengenalkan metode Ro di AS.
• Samuel Beck, terpengaruh oleh Levy dan juga diajari Oberholzer adalah orang AS I yang mempublikasikan material Ro.
• Hertz selanjutnya mengeksplorasi aspek metodologis dari Ro.
Dalam Administrasi Tes Rorschach terdapat sepuluh kartu yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Kartu achromatik. Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan
abu-abu, yaitu kartu I, IV, V, VI, dan VII
• Kartu chromatic. Kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, misalnya
merah, biru hijau dan sebagainya, yaitu kartu II, III, VIII, IX, dan X.
Penyajian tes Rorschach dibagi dalam empat tahapan, yaitu:
1.Performance Proper (PP).
2. Inquiry.
3. Analogy.
4. Testing the Limits.
SKORING
Tujuan dari skoring dalam tes Rorschach tidak lain adalah:
• Untuk engelompokkan bahan dari hasil tes Rorschach ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat diinterpretasi.
• Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi bahan kuantitatif.
• Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan lainnya.
Pada prinsipnya skoring yang dimaksudkan disini adalah merupakan suatu proses pengelompokkan jawaban subjek ke dalam 5 kategori skoring yaitu:
• Location: yaitu pada bagian mana subjek melihat konsepnya itu dalam bercak.
• Determinant: yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang digunakan subjek untuk memberikan jawabannya itu.
• Content : yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.
• Popular-Original (P-O) : yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering dilihat orang lain ataukah tidak
• Form Level Rating (FLR) : yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan bercaknya serta bagaimana kualitasnya.
SKORING LOCATION
• Jawaban Whole:
Jawaban ini terdiri dari skor W (Whole) ,W (Whole-cut), DW (Confabulatory whole).
• Skor W (whole)
Skor ini diberikan bila subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar untuk memberikan jawabannya.
• Skor W-cut (whole cut)
Skor ini diberikan bila subjek menggunakan paling tidak dua pertiga dari bercak. Subjek tidak bermaksud menggunakan seluruh bercak. Ada sedikit bagian yang dihilangkan karena tidak sesuai dengan konsepnya.
• Skor DW atau dW (Confabulatory whole)
Skor DW diberikan apabila subjek mengguanakn suatu detail kemudian digeneralisasikan pada seluruh bercak.
• Jawaban Large Usual Detail (Skor D)
Skor D diberikan apabila subjek menggunakan bagian yang besar dari bercak yang sudah biasa digunakan oleh orang lain. Bagian mudah dibedakan dengan bagian yang lain karena color, shading atau space. Untuk mengetahui mana bagian yang diskor D atau diskor yang lain, dilaksanakan dengan melihat pada tabel lokasi yang sudah ada pada lampiran.
• Jawaban Small Usual Detail (Skor d)
Skor ‘d’ diberikan pada penggunaan bercak yang relatif kecil, tetapi mudah dilihat dengan adanya color, shading atau space. Untuk menentukan skor ini juga perlu melihat tabel lokasi.
• Jawaban Un-usual Detail (Skor Dd)
Jawaban un-usual detail adalah jawaban yang tidak merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam daftar jawaban large atau small usual detail (D atau d), serta bukan jawaban space (S). Jawaban ‘un-usual detail’ diberi simbol dengan ‘Dd’, tetapi simbol ini tidak digunakan dalam skoring melainkan menunjukkan semua un-usual detail yang terdiri dari :
• Tiny Detail (dd)
Skor ‘dd’ diberikan pada jawaban yang menggunakan lokasi yang kecil sekali, tetapi masih bisa dibedakan dengan adanya color, shading atau space. Skor ini juga telah ditujukkan pada daftar tabel lokasi.
• Edge Detail (de)
Skor ‘de’ digunakan untuk jawaban yang menggunakan lokasi bagian sisi luar dari bercak.
• Inner Detail (di)
Skor ‘di’ diberikan untuk lokasi didalam bercak yang sulit untuk dipisahkan dari bagian lain oleh color, shading atau space.
• Rare detail (dr)
Skor ‘dr’ diberikan pada jawaban yang lokasinya tidak biasa digunakan oleh orang lain. Lokasi ini tidak dapat digolongkan dalam dd, de, atau di dan juga tidak dapat digolongkan dalam d, D, atau W. Lokasi untuk skor dr tidak selalu bagian bercak yang kecil. Kadang-kadang bercaknya juga besar.
• Jawaban White Space (S)
Jawaban diberi skor ‘S’ apabila subjek membalik penggunaan ‘figure’ dan ‘ground’, sehingga bagian putih justru dijadikan sebagai landasan untuk memberikan jawaban. Kadang-kadang bagian putih itu dijadikan sebagai jawaban utamanya, tetapi kadang hanya sebagai tambahan saja. Dalam hal ini skor S diberikan sebagai tambahan (additional score).
• Skor Lokasi Jamak (Multiple Location Score)
Dalam skoring lokasi ini ada kemungkinan subjek menggunakan lebih dari satu lokasi dalam memberikan jawaban, atau mungkin dia menggunakan beberapa lokasi kemudian digabungkan dalam satu jawaban. Dalam hal ini dilaksanakan skor lokasi jamak (multiple location score).
SKORING DETERMINAT
• Jawaban Definite : yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk yang pasti.
• Jawaban Semi-definite : yaitu suatu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang
pasti.
• Jawaban In-definite : yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai bentuk
yang pasti atau bentuknya
Ada empat unsur yang termasuk dalam kategori skoring determinant ini, yaitu:
• 1. Form (bentuk)
• 2. Movement (Gerakan)
• 3. Shading (Perbedaan gelap terang)
• 4. Color (Warna)
berdasarkan keempat unsur itu, maka dalam skoring determinant ini digunakan simbol-simbol sebagai berikut:
• F untuk jawaban-jawaban yang menggunakan bentuk (form) saja.
• M, FM, fm, mf, dan m unruk jawaban-jawaban yang mengandung unsur gerakan (movement).
• Fc, cf, c untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai kualitas permukaan (texture).
• FK, KF, K untuk jawaban yang menggunakan shading untuk kesan-kesan kedalaman (diffuse).
• Fk, kf, k untuk jawaban yang menggunakan shading sebagai bentuk tiga dimensi yang sudah diproyeksikan dalam bentuk dua dimensi.
• FC, CF, C untuk jawaban yang menggunakan warna-warna (color) selain hitam, abu-abu dan putih.
• FC’, C’F, C’ untuk jawaban yang menggunakan warna hitam, abu-abu dan putih.
SKORING CONTENT
Skoring content yaitu menentukan apa isi jawaban subjek. Skoring content ini memang tidak begitu sukar, karena sudah jelas dan kategorinya tidak terlalu rumit.
SKORING P-O (POPULAR-ORIGINAL)
Skoring Popular
Suatu jawaban disebut popular bila jawaban tersebut sering muncul atau diberikan oleh banyak subjek pada suatu lokasi bercak tertentu.
Jawaban Original
Jawaban original yang diskor O adalah pada satu bagian bercak tertentu yang hanya muncul sekali diantara seratus jawaban.
SKORING FLR (FORM LEVEL RATING)
Dasar penyekoran FLR, yaitu:
• Ketepatan (akurasi)
• Kekhususan (spesifikasi)
• Pengorganisasian (organisasi)
Basal Rating dalam FLR
• Basal rating +1,0
• Basal rating +1,5
• Basal rating +0,5
• Basal rating 0,0
• Basal rating -1,0
• Basal rating -1,5
• Basal rating -2,0

Sumber :
Subandi, M. A. & Wulan, R. Tes Rorschach: administrasi dan scoring. Fakultas psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

http://alytpuspitasari.wordpress.com/2010/06/07/tes-rorschach/

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com