Thursday, October 7, 2010

Skizofrenia

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah, pecah/split, dan phrenia yang berarti jiwa. Karakteristik utama dari gangguan ini adalah pemisahan anatara pikiran, emosi dan perilaku orang yang mengalaminya. Tergolong dalam gangguan psikotik yang ciri utamanya adalah reality testing, suatu gangguan mental yang dianggap paling parah.
Secara umum gangguan jiwa dapat dibedakan menjadi Psikosa dan Non-psikosa. Psikosa ditandai dengan tidak adanya pemahaman diri (insight) dan ketidakmampuan menilai realitas. Psikosa masih dibagi dalam Psikosa Fungsional (terjadi karena gangguan fungsi system transmisi sinyal penghantar saraf/neurotransmitter dalam susunan saraf pusat otak) namun tidak ditemukan kelainan structural pada sel saraf otak tersebut. Dan Psikosa Orgnik, akibat kelainan pada struktur susunan saraf otak. Dapat disebabkan tumor, kelainan pembuluh darah otak, infeksi dan keracunan/intoxikasi NAZA dan zat lainnya.

Emil Kraepelin (1856-1926) menyebut gangguan ini dengan dementia precox, hal ini menekankan pada proses kognitif (dementia) dan onset pada masa awal (precox), pasien dengan gangguan ini memiliki deteriorasi (kemunduran) jangka panjang serta gejala klinis umum berupa halusinasi dan delusi.
Berbeda dengan Bleuler yang membantah adanya demensia pada skizofren (de berarti kurang/tidak ada, sedangkan mensia berarti kecerdasan) melainkan disharmoninya keinginan dengan pikiran. Bleuler membagi gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok: gejala primer; gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme (penderita kehilangan kontak dengan dunia luar, seakan hidup di dunianya sendiri dan tidak mengkhawatirkan yang terjadi di sekitarnya). Gejala sekunder merupakan manifestasi dari usaha penderita untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan primer. Gejala sekundernya berupa; waham, halusinasi dan gejala katatonik/gangguan psikomotor yang lain.
Pembahasan skizofrenia berdasarkan pada diagnosis DSM IV, terdapat beberapa simtom yang mungkin muncul sebagai manifestasi dari gangguan ini, yang dapat berbeda dari individu satu dengan lainnya, sehingga dikatakan bahwa skizofrenia dikatakan tidak memiliki simtom esensial. Skizofren juga dikatakan tidak memiliki gejala yang patognomonik (gejala yang khas, yang membedakannya dengan gangguan lainnya), bisa jadi gejala yang muncul pada gangguan ini muncul juga pada gangguan lain. Misalnya halusinasi pada orang yang menggunakan obat-obat tertentu.
Terdapat 6 kriteria menurut DSM IV (APA, 1994) yang harus diperhatikan, A-F, yaitu: Criteria A; halusinasi/delusi yang sangat menonjol, setidaknya dalam waktu sebulan. Davison & Neale (2001) menyatakan bahwa criteria ini dapat digolongkan dalam 3 kelompok: simtom positif (berupa tanda-tanda berlebihan yang pada orang kebanyakan tidak ditemukan, namun pada penderita skizo justru ditemukan), negative dan simtom lainnya. Yang termasuk dalam simtom positif adalah delusi/waham dan halusinasi.
Waham adalah keyakinan yang keliru, tetap dipertahankan walau dihadapkan pada cukup bukti tentang kekeliruannya. Dan tidak sesuai dengan latar pendidikan dan budaya orang yang bersangkutan. Sedangkan halusinasi adalah penghayatan (seperti perspsi) melalui panca indera dan terjadi tanpa adanya stimulus eksternal, misalnya seorang skizofren yang terlihat berbicara dengan orang yang di hadapannya, walau sebenarnya tidak ada. Jenis halusinasi yaitu visual, auditorik, olfaktori (penciuman), haptic (sentuhan/sensasi permukaan)dan halusinasi liliput. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana terjadinya kekeliruan dalam mempersepsi simulus yang nyata. Criteria B: disfungsi social/pekerjaan. Criteria C: durasi 6 bulan/lebih. Criteria D: dinyatakan tidak termasuk dalam gangguan skizoafektif/gangguan mood. Criteria E: bukan karena penyalahgunaan obat/zat atau kondisi medis tertentu. Criteria F: memperhatikan ada/tidaknya gangguan pervasive.
Simtom negative adalah simtom yang deficit, perilaku yang seharusnya ditunjukkan oleh orang normal, namun tidak ditunjukkan oleh penderita. Antara lain: avolition/apathy (hilangnya minat pada rutinitas), alogia (sedikitnya kuantitas pembicaraan), anhedonia (ketidakmampuan memperoleh kesenangan, misalnya rekreasi, gagal menjalin hubungan dengan orang dekat, hilangnya minat berhubungan sexual), abulia (tidak mampu memikirkan konsekuensi dari tindakannya), asosialitas (gangguan buruk dalam hubungan sosial), afek datar (tidak mampu menampilkan emosi) dan afek yang tidak sesuai.
Kategori selanjutnya adalah disorganisasi, antara lain perilaku yang aneh, misalnya katatonia; pasien menampilkan perilaku tertentu berulang, pose tubuh yang aneh atau waxy flexibility, orang tertentu dapat membentuk pose tertentu dari tubuh pasien, yang akan dipertahankan dalam waktu yang lama.

PSIKOPATOLOGI
Penyebab pastinya belum juga diketahui, namun terdapat beberapa teori penyebab:
A. Teori Somatogenik:
 Keturunan: melalui gen yang resesif
 Endokrin: skizofren sering timbul saat pubertas, hamil dan puerperium.
 Metabolisme: kesalahan metabolisme (inborn error of metabolism).
 Susunan saraf pusat: kelainan saraf pusat menyebabkan gangguan neurotransmitter.
B. Teori Psikogenik
 Adolf Meyer: suatu maladaptasi
 Freud: kelemahan ego
 E. Bleuler: disharmoni jiwa/terpecah belah
 Stress psikologik: persaingan antar saudara kandung, hubungan yang kurang baik dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat.
C. Teori Sosiogenik
 Keadaan sos-ekonomi
 Pengaruh keagamaan
 Nilai moral dan lainnya.

Tipe skizofrenia dapat dibedakan dalam jenis-jenis sebagai berikut:
1. Tipe Hebefrenik/kacau (Disorganized)
2. Tipe Katatonik
3. Tipe Paranoid
4. Tipe Tak Tergolongkan
5. Tipe Residual
Tipe (kelompok) lainnya adalah tipe simpleks (sering timbul pertama kali pada masa pubertas, gejala utamanya kedangkalan emosi dan regresi kemauan. Karena kemunculannya sangat perlahan, sebagai contoh awalnya penderita kurang memperhatikan keluarganya/mulai menarik diri dari pergaulannya, semakin lama ia akan keluar dari pelajaran/pekerjaannya dan akhirnya menganggur dan jika tidak segera ditolong, besar kemungkinan menjadi pengemis, pelacur bahkan penjahat). Gangguan skizofreniform (episode skizofrenia akut, timbul secara mendadak dan seperti mimpi), skizofrenia laten, gangguan skizoafektif dan gangguan lainnya.

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com