Thursday, October 7, 2010

Mood & Psychotic Disorders

Gangguan mood melibatkan masalah emosi yang mengganggu, berkisar antara kesedihan pada depresi hingga elasi/peningkatan serta iritabilitas mood pada mania (Helgin & Whitbourne, 1994; Davison & Neale,2001). Disebut gangguan mood karena ketidaknormalan dalam suasana hati yang berupa kemurungan hebat (depresi) atau kegembiraan yang abnormal (mania).
Suasana hati yang tidak teratur dalam kategori ini adalah perasaan yang senang, depresi atau yang sejenisnya. Perasaan-perasaan inilah yang juga mempengaruhi kondisi mood memang cenderung berubah-ubah. Mood disorders juga merupakan sindrom yang diakibatkan oleh rasa takut, orang yang mengalami mood disorders harus dapat memisahkan kemurungan dan kesedihan dengan seseorang yang dapat membantunya memberikan pengetahuan bahwa dia menderita cacat fisik yang serius,karena terdapat kemungkinan terjadinya mood disorders disebabkan oleh kondisi fisik yang tidak sesuai.

Gangguan-gangguan mood biasanya dihubungkan dengan kerusakan sistem kerja kelenjar-kelenjar, diantaranya kerusakan kelenjar endokrin yang merupakan kelenjar korteks adrenalin (Carroll, 1977; Sachar, 1975). Kelebihan atau kekurangan hormone (principally cortisol) menjadi tidak penting untuk menentukan gejala apa yang muncul. Misalnya depresi, merupakan model psikiatrik yang paling sering muncul. Ketidaknormalan kelenjar pituariti adrenal yang terputus tampak pada ukuran yang luas disebut fungsional depresi. Dan ini merupakan dasar dexamethasone suppression test (Carroll,Greden & Feinberg, 1980). Perlu juga diingat bahwa steroid diberikan pada orang-orang yang sering menunjukkan perubahan mood, biasanya diberikan pada hari-hari yang telah ditentukan (Hall et al., 1978). Akan tetapi dalam hal ini gejala yang sering muncul adalah euphoria (Prange et al., 1975).
Kerusakan pada saraf dan tumor otakpun dapat menimbulkan gejala-gejala psikiatri. Dimana depresi juga bisa disebabkan oleh tumor, yang dapat mengakibatkan penurunan kesadaran, sulitnya untuk mengingat, sulitnya untuk berkata terus terang dan lain sebagainya. Gejala ini juga sering terjadi pada pasien yang mnederita depresi dan mood disorders. Akan tetapi banyak penyakit yang berbahaya meski tidak menyerang otakpun dapat menyebabkan gejala depresi.
Treatment-treatment yang dapat dilakukan pada penderita mood disorders diantaranya:
 Pendekatan psikodinamik
Membantu pasien untuk mencapai insight tentang konflik yang tersembunyi dan mendorong untuk menceritakan konflik tersebut.
 Pendekatan cognitive-behavioral
Memberikan keyakinan pada pasien untuk merubah pandangannya tentang diri dan peristiwa.
 Pelatihan keterampilan social
Memberikan pendekatan perilaku pada pasien untuk meningkatkan interaksi sosialnya.
 Pendekatan Biologis
Salah satu bentuk terapi yang diberikan pada pasien adalah ECT (electroconvulsive therapy). Selain ECT, terapi lain adalah dengan memberikan obat, adapun obat yang diberikan diantaranya Tricyclycs (seperti imipramin dan amitrityline), Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (seperti fluoxetine dan sertraline) dan Monoamine oxidase inhibitors (seperti tranylcypromine).

Psikotik Disorders
Psikotik disini bukan menunjukkan sebuah penyakit khusus atau sekelompok penyakit, akan tetapi lebih menunjukkan cara-cara yang ditunjukkan oleh DSM III (). Bahwa orang-orang yang menderita gejala psikotik seharusnya diberikan pelatihan medis.
Gangguan kelenjar endokrin juga dapat menyebabkan tidak berfungsinya kelenjar tiroid dan adrenal korteks.
Kaplan, Sadock dan Grebb (1994) menjelaskan definisi konseptual gangguan psikotik yaitu pada hilangnya batas-batas ego (ego boundaries)/rusaknya kemampuan menilai realitas (reality testing) dalam taraf yang parah.
Bentuk-bentuk gangguan Psikotik yaitu; Skizofrenia (deteriorasi jangka panjang serta gejala klinis umum berupa halusinasi & delusi. Eugen Bleuler, 1857-1939 menunjukkan adanya pemisahan antara emosi, pikiran dan perilaku). Skizofreniform (sama seperti Skizofrenia, yang membedakan hanya pada durasi, pada Skizofreniform gangguan terjadi sekurangnya 1 bulan dan tidak lebih dari 6 bulan). Skizoafektif (memiliki gangguan Skizofrenia maupun gangguan afeksi). Gangguan Delusi (wahamnya dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari bukan suatu hal yang aneh/bizzare). Dapat dibagi dalam beberapa jenis: Erotomania (psychose passionelle); pusat wahamnya pasien sangat dicintai oleh orang tertentu yang cukup terkenal. Kebesaran (megalomania), Tipe Cemburu (conjugal paranoia); delusi yang berkaiyan dengan kesetiaan pasangan. Persekutori dan Delusi Tipe Somatik.
Gangguan psikotik lainnya yaitu karena kondisi medis umum dan karena penggunaan zat. Evaluasi pasien harus memperhitungkan kemungkinan adanya simtomp psikotik akibat dari kondisi medis umum, seperti tumor otak/penggunaan obt tertentu, seperti phencyclidine (PCP).

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com