Thursday, October 7, 2010

ASSESMENT MEDICAL

Assessment dalam psikologi klinis adalah pengumpulan data/informasi untuk digunakan sebagai dasar bagi keputusan yang akan disampaikan oleh penilai (Bernstein & Nietzel, 1980: 99). Masih menurut Bernstein dan Nietzel, ada empat komponen dalam proses assesmen psikologi klinis, yaitu: perencanaan dalam prosedur pengumpulan data (planning data collection procedures); meliputi apa yang perlu diketahui dan bagaimana cara memperoleh jawabannya. Pengumpulan data untuk assesmen; melalui wawancara, observasi dan tes. Pengolahan data dan pembentukan hipotesis (image making) dan mengkomunikasikan data assesmen dalam laporan maupun dengan lisan.

Di masa modern saat ini, assesmen dielopori oleh Sir Galton di inggris dan Sir Cattel di AS sejak abad ke-19. bertujuan untuk mendapatkan pemahaman pribadi individu yang lebih tepat, dengan melakukan tahapan pemeriksaan yang dapat diandalkan, obyektif, baku dan sistematik sesuai prosedur untuk memahami perbedaan individu. Menurut Kendall, alasan penyelenggaraan assesmen adalah penyaringan dan diagnosa, evaluasi atas intervensi klinis yang telah dilakukan dan riset (memberikan informasi pada seseorang mengenai dirinya sendiri, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat bagi dirinya).
Kebutuhan akan sebuah pengukuran medis dari permintaan banyak orang untuk layanan psikologi atau memperkenalkan dengan gangguan-gangguan psikiatri tidak diterima di seluruh dunia (Hollender & Wells, 1980). Hal ini mungkin dilakukan dengan perasaan dari beberapa professional kesehatan mental bahwa “model medical” adalah tidak valid dan mempunyai banyak kelemahan (Siegler & Osmond, 1974). Beberapa perdebatan tentang hubungan ilmu pengobatan adalah perubahan ketika aspek medis dari permasalahan-permasalahan psikologi telah diselidiki (McIntyre & Romano, 1977). Hal ini dapat dilihat dari berkembang pesatnya pengenalan factor psikologis dapat menyebabkan/menjadikan gangguan fisik lebih buruk lagi menjadi tidak sesuai dengan kesadaran yang cukup diantara para praktisi kesehatan mental dari keberagaman gejala-gejala mental yang dapat disebabkan oleh sakit medis.
Disebabkan dari situasi ini, gangguan yang serius dapat tidak terdeteksi dan ketidaktepatan treatment dapat dilaksanakan, kadang-kadang dengan kondisi yang fatal (Leeman, 1975). Sebagian besar contoh drama adalah seringkali memberikan laporan dari para pasien dengan macam-macam kanker organ yang awalnya disampaikan hanya sebagai gangguan mental dan pada beberapa waktu menerima pengobatan jiwa secara luas dan treatment psikologi sebelum diagnosa yang benar dibuat (Peterson, Popkin & Hall, 1981).
Faktanya bahwa gejela-gejala itu seperti cemas, depresi, halusinasi/perubahan kepribadian biasanya kebanyakan masuk dalam populasi psikiatric yang juga menderita gangguan fisik (Koranyi, 1980).
Dalam bagian ini, kebutuhan akan assesmen medical atas bagian banyak orang yang tampaknya menderita dari bahaya psikologis adalah perluasan dalam konteks gejala-gejala yang mungkin mereka tunjukkan dengan yang disebabkan oleh gejala tersebut.

Sejarah Assesmen Medical
Sejak para dokter melibatkan perhatiannya pada penyakit mental sejak ratusan tahun yang lalu, hubungan antara tidak berfungsinya psikis (psikological dysfunction) dan gejala-gejala mental telah diperhatikan sejak sebelum adanya konsep yang jelas dari psikosomatic (now medical bahvior) telah diterangkan (Koranyi, 1980).
Philips (1937) dalam studinya 164 izin masuk yang telah diperiksa ke RSJ, membuktikan pada gangguan fiisk. 45% dari pasien ditemukan memiliki gangguan medis yang serius. 24% dari yang sakit fisik, gangguan fisiknya disebabkan dari gangguan kejiwaan. Ini terutama sekali yang menenangkan unuk dicantumkan bahwa mayoritas dari laporan pasien-pasien setelah dilihat oleh para dokter dan tidak dijimpai diagnosa medis.
Sejak kita mengetahui sedikit bahwa yang mendasari proses psikologis adalah kognisi dan emosi, bagaimanapun biasanya berbagai penyakit tetap dibentuk oleh karakteristik gejala-gejala mental dan biasanya memang selalu diikuti.
Telah ditunjukkan bahwa pengalaman-pengalaman klinik dan beberapa hasil studi menunjukkan bahwa gangguan fisik kemungkinan juga memiliki simtomp psikologis, khususnya rasa Takut, depresi, eforia dan psikotik simptom. Sebagai gejala pertama, penderita-penderita ini melakukan terapi pada dirinya sendiri secara psikiatrik atau psikologis. Sangat dianjurkan pada para pasien yang menderita mental simtomp untuk menghindari kesalahan yang berbahaya dan membatalkan obat yang sesuai, karena penyakit-panyakit ini dapat menyebabkan simtomp yang sering tidak normal atau penyakit-penyakit yang jarang. Penilaian atau penaksiran itu membutuhkan orang yang ahli dan berpengalaman dalam bidang klinis.
Suatu diagnosa pada umumnya menunjukkan pengobatan gangguan fisik, mengarahkan pada premition (suatu penghentian/genjatan sementara dalam simtomp-simtomp suatu penyakit/penyakit mental). Tetapi ini bukan merupakan kasus yang sering muncul, selanjutnya kombinasi medical/psikologik sangat penting untuk mengatsi masalah ini. Namun kita mempunyai tugas di masa mendatang untuk mempelajari lebih lanjut secara sistematis karakteristik-karakteristik khusus para pasien.

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com