Saturday, June 26, 2010

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

Komunikasi intrapersonal ialah proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Kemudian menguraikan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya dan menghasilkan kembali.
Tahap paling awal dalam penerimaan informasi ialah sensasi. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. (Benyamin B. Wolman, 1973:343). Sensasi berasal dari kata

“sense”, artinya alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungan. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya serta melalui alat inderalah manusia memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.
Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Psikologi menyebutnya sembilan (bahkan ada yang menyebutnya sebelas) alat indera, antara lain : penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperature, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Sesuai dengan sumber informasi, ada tiga pengelompokan dalam indera penerima. Sumber informasi ada yang berasal dari dunia luar (eksternal) adan ada yang berasal dari dalam diri individu sendiri (internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya : teling atau mata), informasi dari dalam diindera oleh interoseptor (misalnya : system peredaran darah). Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor (misalnya : organ vestibular).
Tahap yang kedua adalah persepsi, persepsi ialah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Persepsi dipengaruhi oleh factor personal dan situasional. Disamping itu factor lainnya yang sangat mampengaruhi persepsi adalah perhatian. Perhatian merupakan proses mental ketika setimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah (Kennert E. Andersen). Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera lain.

Factor eksternal yang menarik perhatian antara, lain:
• Gerakan : manusia secara visual lebih tertarik pada obyek-obyek yang bergerak.
• Intensitas strimuli : akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain.
• Kebaruan : lebih menyukai hal-hal yang baru, yang berbeda akan menarik perhatian.
• Perulangan : hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan sedikit fariasi akan menarik perhatian.

Factor-faktor fungsional yang menentukan persepsi.
Factor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagi factor-faktor personal. Yang menentuka persepsi bukan jenis stimuli atau bentuk stimuli, melainkan karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu.
Pengaruh kebudayaan terhadap persepsi sudah merupakan disiplin tersendiri dalam psikologi antar budaya (croos cultural psikologi) dan komunikasi antar budaya (inter cultural comunication).
Faktor-faktor struktural yang menentuka persepsi.
Factor-faktor structural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkannya pada system syaraf indifidu. Para psikologis Gestalkt merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural, kemudian dikenal dengan teori gestalkt. Menurut teori gestalkt bila kita mempersepsikan sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan dan kita tidak memperhatikan bagian-bagiannya lalu menghimpunnya.
Didalam buku psikologi komunikasi Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. Krech dan Crutchfield memiliki tiga rumusan dalil tentang persepsi, antara lain : Pertama, persepsi bersifat selektif secara fungsional, artinya objek-objek yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. Kedua, medan perceptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti, artinya kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteknya, walaupun stimuli yang kita teriam itu tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsikan. Ketiga, sifat-sifat perceptual dan kognitif dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara keseluruhan, artinya jika indifidu dianggapsebagai anggota kelompok, semua sifat indifidu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan dipengaruhi oleh keanggotaan kelompoknya, dengan efek yang berupa asimilasi atau kontras.
Tahap yang ketiga didalam komunikasi intrapersonal adalah memori, memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkab organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuan untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves). Setiap saat stimuli mengenai indera kita, setiap saat pula stimuli itu direkam secara sadar atau tidak. Secara singkat, memori melewati tiga proses : perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage), proses yang kedua adalah menentukan berapa lama informasi berada bersama kita dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan bias pasif dan aktif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi informasi yang tidak lengkap dengan kesimpulan kita sendiri (inilah yang menyebabkan desas- desus menyebar lebih banyak dari volume yang asal). Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Pemanggilan (retrival), dalam bahasa sehari- hari, mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang disimpan (Mussen dan Rosenzweig, 1973:499).
Jenis- jenis memori, antara lain :
1. pengingatan (recall), adalah proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (kata demi kata).
2. pengenalan (recognition).
3. belajar lagi (relearning), menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4. redintegrasi (redintigration), adalah mengkonstruksi seluruh masa lalu dari satu petunjuk memori kecil.
Tahap yang keempat yang mempengaruhi penafsiran terhadap stimuli adalah berfikir, dilakukannya berfikir karena untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity). Memahami realitas berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal. Sehingga dengan singkat berfikir adalah proses penarikan kesimpulan (Taylor 1977:55)

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com