Thursday, May 27, 2010

PERANAN KELUARGA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali memberikan pendidikan terhadap anak. Pada saat anak menginjak remaja, peranan keluarga sangat dibutuhkan khususnya saat anak berada di luar lingkungan sekolah.


Pendidikan bagi bangsa Indonesia harus dilakukan melalui tiga lingkungan yaitu keluarga, sekolah dan organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting, karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai sekarang keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak manusia.
Sesuai UUSPN pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga, sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan informal/keluarga ke formal/sekolah memerlukan kerjasama antara orang tua dan sekolah (pendidik). Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh sikap orang tua mereka. Sehingga diperlukan kepercayaan orang tua terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di sekolah.
Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan ketrampilan dasar seperti pendidikan agama, budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Selain itu peranan keluarga adalah mengajarkan nilai-nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Dengan kata lain, ada kontinuitas antara materi yang diajarkan di rumah dan materi yang diajarkan di sekolah.
Dinamika kehidupan yang terus berkembang membawa konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap kehidupan keluarga. Banyaknya tuntutan kehidupan yang menerpa keluarga beserta dampak krisis yang ditandai dengan bergesernya nilai-nilai dan pandangan tentang fungsi dan peran keluarga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan mendasar tentang kehidupan keluarga. Struktur, pola hubungan, dan gaya hidup keluarga banyak mengalami perubahan. Kalau dulu biasanya ayah berperan sebagai pencari nafkah tunggal dan ibu sebagai pengelola utama kehidupan di rumah, maka sekarang banyak di antara keluarga (khususnya di kota-kota) yang tidak lagi seperti itu.
Jika kita melihat di lapangan, banyak terdapat orang tua yang kurang ikut memantau pendidikan anaknya. Dengan kata lain, orang tua memasrahkan sepenuhnya terhadap sekolah. Akibatnya pihak sekolah kewalahan menghadapi hal ini sehingga seringkali terdapat siswa yang melanggar, seperti merokok, tawuran, narkoba dll.
Hal seperti diatas seharusnya tidak terjadi jika keluarga ikut berpartisipasi dalam memantau perkembangan anak. Artinya, keluarga memantau anak saat anak berada di luar lingkungan sekolah, sedangkan sekolah memantau saat anak berada di lingkungangan sekolah.
Jika sistem pemantauan dalam pendidikan anak meliputi dua hal diatas maka anak setiap saat akan tertata dengan baik, disiplin dan prestasi belajar meningkat. Tetapi jangan lupa, bahwa pemantauan tersebut bukan berarti mengikat anak untuk melakukan kreatifitas.

0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com